1.
p<aZayaama Prāṇayāma = maskulinum = mengendalikan nafas
a.
paurkV Puraka (menarik
nafas)
@ áN> nama: Oṁ Ang Nāmaḥ
Analisisnya :
Oṁ = interjection = suku kata suci, lambang Sang Hyang Widhi
Ang = Brahma yang pencipta
Nāmaḥ = adverbia yang berarti menghormati kepada
b.
kuVmBAkV Kumbhaka (menahan nafas)
@ úN> nama: Oṁ Ung Nāmaḥ
Analisisnya :
Oṁ = interjection = suku kata suci, lambang Sang Hyang Widhi
Ung = Viûóu yang pemelihara
Nāmaḥ = adverbia yang berarti menghormati kepada
c.
rcakV Racaka (mengeluarkan nafas)
@ mN> nama: Oṁ Mang Nāmaḥ
Analisisnya :
Oṁ = interjection = suku kata suci, lambang Sang Hyang Widhi
Mang = Úiva yang pelebur
Nāmaḥ = adverbia yang berarti menghormati kepada
Terjemahan :
Oý Sang Hyang Widhi Wasa, Pencipta,
Pemelihara, dan Pelebur alam semesta
hamba puja Dikau.
2.
i$asanDyaa Trisandhyā = sembahyang tiga kali sehari.
Tri = tiga
Sandhyà = feminim yang artinya sembahyang.
@ @ @
Oṁ Oṁ Oṁ
@ BUaBRva:
sva:
tatsaivatuavaR reZya+
BagaoR devasya DaImaih
iDayao yao na: p[acaodayaata_
.
Oṁ bhūr bhuvaḥ svaḥ
Tat savitur vareṇyaý
Bhargo devasya dhimahi
Dhiyo yo naá pracodayàt
Analisisnya :
Oṁ = interjection = suku kata suci, lambang Sang Hyang
Widhi
Bhūr = indeclinable,
dari akar kata bhūr = bumi,
bhuvaḥ = indeclinable, =
langit
svaḥ = indeclinable, dari akar kata svar = sorga
Tat = itu
Savitur vareṇyam = kena hukum wisargasamdhi dari akar kata (savituá + vareóyam) dimana savituá = kata benda, genetif, singularis, maskulinum dari akar
kata savitå = savita, Tuhan,
dan vareóyam = kata benda,
nominatif, singularis, neuter dari akar kata vareóya = yang amat mulia, kemuliaan.
Bhargo Devasya = hukum wisargasamdhi dari akar kata (bhargaá + devasya) dimana bhargaá = kata benda,
nominatif, singularis, maskulinum dari akar kata bharga = seri, cahaya cemerlang, dan devasya = kata benda, genetif, singularis, maskulinum dari akar
kata kerja deva = dewa, Tuhan.
Dhìmahi = kata kerja kelas III, presen indikatif àtmanepadam, akhiran tanda orang
ke I plural, dari akar jata dhì = marilah kita memusatkan pikiran.
Dhiyo yo naá = hukum wisargasamdhi dari akar kata (dhiyaá + yaá +
naá) dimana dhiyaá = kata benda,
nominatif, pluralis, feminim dari akar kata dhì
= pikiran, yaá = kata benda, nominatif, singularis, maskulinum dari akar
kata ya = ia. Dan naá = kita
Pracodayàt = untuk orang ke III, singularis, dari kata pra dari akar kata kerja cud kelas I parasmaipadam = semoga ia
memberi semangat
Terjemahan :
Oý Sang Hyang Widhi yang menguasai bumi, langit danb sorga.
Kami memusatkan pikiran pada kecemerlangan dan
kemuliaannya Sang Hyang Widhi,
semoga Ia berikan semanga pikiran kami.
(Ågveda III.62.10)
@ naarayaZa évaed+ savaR+
ya=Uta+ yacca Baavya+
inaskVla4o inarMjanao inaivaRkVlpao
inaraKyaata: Sau/o devao éko
naarayaZa: na iâtaIyao ásaita kViScata_ .
Oṁ nārāyaóa evedaṁ sarvaṁ
yad bhūtaṁ yac ca
bhāvyaý,
niskalaṅko nirañjano nirvikalpo
nirākhyātaḥ śuddho devo eko
nārāyanaḥ na dvitīyo asti kaścit.
Analisisnya :
Oṁ = interjection = suku kata suci, lambang Sang Hyang
Widhi
Nārāyana = kata benda , nominatif, singularis, maskulinum, dari
akar kata nàràyana = Tuhan.
evedaṁ = dari kata kerja (eva + idam) dimana eva = indeclinable
= hanya dan idam = kata benda, akusatif, singularis neuter dari akar kata idam = ini
sarvaṁ = kata benda, akusatif, singularis, neuter dari akar
kata sarva = semua
yad = kata benda, nominatif, singularis, neuter dari akar
kata ya = yang
bhūtaṁ = kata benda, akusatif, singularis, neuter dari akar
kata bhùta = yang telah ada
yac = kata benda, nominatif, singularis, neuter dari akar
kata ya = yang
ca = dan
bhāvyam = kata benda, akusatif, singularis, neuter dari akar kata
bahvya = yang akan ada
niskalaṅko
nirañjano nirvikalpo nirākhyātaḥ = hukum
wisargasamdhi dari kata kerja (niûkalaòkaá + nirañjanaá + nirvikalpaá + niràkhyàtaá) dimana :
niûkalaòkaá = kata benda, nominatif, singularis, maskulinum, dari
akar kata niskalanka = bebas dari
noda.
Nirañjanaá = kata benda, nominatif, singularis, maskulinum, dari
akar kata nirañjana = bebas dari
kotoran
Nirvikalpaá = kata benda, nominatif, singularis, maskulinum, dari
akar kata nirvikalpa = tak dapat
perubahan
Niràkhyàtaá = kata benda, nominatif, singularis, maskulinum, dari
akar kata niràkhyàta = tak dapat
digambarkan
śuddho devo eko
nārāyanaḥ = hukum wisargasamdhi dari akar kata kerja (śuddhaá + devaá + ekaá + nārāyanaḥ) dimana :
śuddhaá = kata benda,
nominatif, singularis, maskulinum, dari akar kata śuddha = suci
devaá = kata benda,
nominatif, singularis, maskulinum, dari akar kata deva = Dewa, Tuhan
ekaá = kata benda,
nominatif, singularis, maskulinum, dari akar kata eka = satu
nārāyanaḥ = kata benda , nominatif, singularis, maskulinum, dari
akar kata nàràyana = Tuhan.
na = tidak
dvitīyo asti = hukum wisargasamdhi dari kata (dvitìyaá + asti) dimana
dvitìyaá = kata benda, nominatif, singularis, maskulinum, dari
akar kata dvitìya = kedua, dan asti
= kata kerja kelas II presen indikatif parasmaipadam untuk akhiran tanda orang
ke III singularis, dari akar kata as
= ada.
Kaścit = indeclinable (?) = yang lain.
Terjemahan :
Oý Nàràyana adalah semua ini
Apa yang telah ada dan apa yang akan ada,
Bebas dari noda, bebas dari kotoran,
Bebas dari perubahan tak dapat digambarkan
Sucilah dewa Nàràyana
Ia hanya satu tidak ada yang kedua.
(Nàràyaóa Upaniûad 2)
@ tva+ iSava: tva+ mahadeva:
ÍSvar: parmaeSvar:
b<aîa ivaxZauSca àd
pauàxa: pairkVIitaRtaa: .
Oṁ tvaṁ śivaá tvaṁ mahādevaá
Īśvaraá parameúvaraá
Brahmà viûóuúca rudraúca
Puruûaá parikìrtitaá
Analisisnya :
Oṁ = interjection = suku kata suci, lambang Sang Hyang Widhi
tvaṁ = kata benda, akusatif, singularis, maskulinum dari akar kata tvad = engkau
śivaá = kata benda,
nominatif, singularis, maskulinum dari akar kata úiva = úiva yang pengasih dan penyayang
tvaṁ = kata benda, akusatif, singularis, maskulinum dari akar
kata tvad = engkau
mahādevaá = kata benda, nominatif, singularis, maskulinum dari
akar kata mahàdewa = mahadewa; dewa
yang agung
Īśvaraá = kata benda,
nominatif, singularis, maskulinum dari akar kata Īśvara = Īśvara yang
kuasa.
parameúvaraá = kata benda, nominatif, singularis, maskulinum dari akar
kata parama + Ìúvaraá = penguasa yang tertinggi
Brahmà = kata benda, nominatif, singularis, maskulinum dari
akar kata Brahmà = Brahma yang pencipta
viûóuúca = hukum wisargasamdhi dari kata (viûóuá + ca) viûóuá = kata benda, nominatif, singularis, maskulinum, dari
akar kata viûóu = wisnu yang bekerja, dan ca = tidak
rudraúca = hukum wisargasamdhi dari akar (rudraá + ca) rudraá =
kata benda, nominatif, singularis, maskulinum, dari akar kata rudra = rudra;
yang mempralina dan ca = tidak.
Puruûaá = kata benda, nominatif, singularis, maskulinum dari
akar kata puruûa = purusa jiwa alam
semesta
Parikìrtitaá = kata benda, nominatif, singularis, maskulinum dari
akar kata parikìrtita (perfect
passive particple dari pari akar kata kìrt,
kata kerja kelas 5) = dipanggil
Terjemahan :
Oý Sang Hyang Widhi, engkau disebut Úiva
yang pengasih dan
penyayang, Mahàdewa
yang maha agung, Ìúwara yang maha
kuasa, Parameúwara
yang tertinggi,
Brahmà yang mencipta segalanya, Viûóu
yang bekerja dan
memelihara, Rudra yang mempralina,
dan Puruûa (jiwa
alam semesta).
(Úivastava 3)
@ paapao'h+ paapakVmaaRh+
paapaatmaa paapasamBava:
$aaih maa+ puaZwrIkVa-ßa
sabaaÎaByaantar: Sauica: .
Oý pàpo’haý pàpakarmàhaý,
pàpàtmà pàpasambhavaá,
tràhi màý puóðarìkàkûa,
sabàhyàbhyàntaraá úuciá.
Analisisnya :
Oṁ = interjection = suku kata suci, lambang Sang Hyang Widhi
pàpo’haý = (pàpaá + aham) pàpaá = kata benda, nominatif, singularis, maskulinum dari
akar kata pàpa = papa, dan aham = kata benda, akusatif, singularis
= hamba
pàpakarmàhaý = kata benda, nominatif, singularis, maskulinum dari akar
kata pàpa-karma = perbuatan papa,
dan aham = hamba
pàpàtmà = kata benda, nominatif, singularis, neuter dari akar
kata pàpa-àtma = jiwa papa
pàpasambhavaá = kata benda, nomonatif, singularis, maskulinum dari
akar kata pàpa-sambhava = kelahiran papa
tràhi = untuk orang ke II singlaris dari akar kata trà, kata kerja kelas II
imperative = hendaknya engkau
màý = kata benda, akusatif, singularis, dari mad = lindungi hamba
puódharìkàkûa = kata benda, vokatif, singularis, dari kata puódarìka + akûa = Tuhan yang
mata-Nya bagaikan bunga teratai
sabàhyàbhyàntaraá = kata benda, nominatif, singularis, maskulinum, sabàhya-abhyantara = luar
dalam, lahir batin.
Úuciá = kata benda, nominatif, singularis, maskulinum dari
kata úuci = suci, bersih
Terjemahan :
Oý Sang Hyang
Widhi, hamba ini papa, perbuatan hamba
papa, Diri hamba ini papa, kelahiran hamba
papa,
lindungilah
hamba Sang Hyang Widhi,
sucikanlah jiwa
dan raga hamba.
(Kûamamahàdevastuti 2-5)
@ ßamasva maa+ mahadeva:
savaRp<aaina
ihta4r
maa+
maoca savaR paapaeBya:
paalayasva
sadaaiSava .
Oý Kûamasva màý mahàdevaá
Sarvapràói hitaòkara
Màý moca sarva pàpebhyaá
Pàlayasva sadàúiva
Analisisnya :
Oṁ = interjection = suku kata suci, lambang Sang Hyang Widhi
Kûamasva = kata kerja kelas I presen indikatif atmanepadam,
imperative, untuk akhiran tanda orang ke II singularis dari akar kata Kúam = hendaknya engkau
ampuni
màý = kata benda, akusatif, singularis, dari mad = lindungi hamba
mahàdevaá = kata benda, nominatif, singularis, maskulinum dari
kata mahà-deva = mahàdewa
Sarvapràói-hitaòkara = kata benda, vocatif, singularis, maskulinum dari kata sarvapràóhi-tankara = yang
membuat kebahagiaan semua mahluk
màý = kata benda, akusatif, singularis, dari mad = lindungi
hamba
moca = untuk orang ke II singularis, daari akar kata ýuc, kelas I,
parasmaipadam, imperative = hendaknya engkau bebaskan
sarva pàpebhyaá = kata benda, ablatif, pluralis, maskulinum dari kata sarva-pàpa = semua dosa
Pàlayasva = untuk orang ke III singularis, dari akar kata pàl, kelas X, paras,
interative = hendaknya engkau lindungi
Sadàúiva = kata benda, vocatif, singularis, maskulinum dari kata sadà úiva = siwa yang kekal,
Tuhan.
Terjemahan :
Oý Sang Hyang Widhi ampunilah hamba,
Yang memberikan keselamatan kepada semua makhluk,
Bebaskanlah hambadari segala dosa,
Lindungilah oh Sang Hyang Widhi.
(Kûamamahàdevastuti 2-5)
@ ßaantavya: kViyakVo doxaa:
ßaantavyao
vaaicakVo mama
ßaantavyao
maanasao doxaa: tata_
p<amaadata_
ßamasva maama_ .
Oý Kûàntavyaá kàyiko doûàá
Kûàntavyo vàciko mama
Kûàntavyo mànaso doûàh tat
Pramàdàt kûamasva màý
Analisisnya :
Oṁ = interjection = suku kata suci, lambang Sang Hyang Widhi
Kûantavyaá = kata benda, nominatif, pluralis, maskulinum kûantavya (future participle
passive dari akar kata kûam, kelas I, atmaipadam = hendaknya supaya diampuni
kaiko doûàá = (kàyikaá + dosàá)
kàyikaá = kata benda, nominatif, singularis, maskulinum, dari
kata kàyika = anggota badan
dosàá = kata benda, nominatif, singularis, maskulinum, dari
kata dosa = dosa
Kûantavyo vàciko mama = (Kûantavyaá + vàcikaá + mama)
Kûantavyaá = kata benda, nominatif, pluralis, maskulinum kûantavya (future participle
passive dari akar kata kûam, kelas I, atmaipadam = hendaknya supaya diampuni
Vàcikaá = kata benda, nominatif, singularis, maskulinum, dari
kata vàcika = kata – kata
Mama = kata benda, genetif, singularis, maskulinum, dari kata mad = hamba
Kûantavyo mànaso doûàh = (kûantavyaá + mànasaá + dosàá)
Kûantavyaá = kata benda, nominatif, pluralis, maskulinum kûantavya (future participle
passive dari akar kata kûam, kelas I, atmaipadam = hendaknya supaya diampuni
Mànasaá = kata benda, nominatif, singularis, maskulinum, dari
kata mànasa = pikiran
dosàá = kata benda, nominatif, singularis, maskulinum, dari
kata dosà = dosa
tat = itu
Pramàdàt = kata benda, ablatif, singularis, maskulinum dari kata pramadàt = kelalaian
Kûamasva = kata kerja kelas I presen indikatif atmanepadam,
imperative, untuk akhiran tanda orang ke II singularis dari akar kata Kúam = hendaknya engkau
ampuni
màý = kata benda, akusatif, singularis, dari mad = lindungi hamba
Terjemahan :
Oý Sang Hyang Widhi, ampunilah hamba,
Yang memberikan keselamatan kepada semua
Makhluk, bebaskanlah hamba dari segala
Dosa, lindungilah oh Sang Hyang Widhi.
(Kûamamahàdevastuti 2-5)
@ Saainta: Saainta: Saainta: @
Oṁ = interjection = suku kata suci, lambang Sang Hyang Widhi
Úantiá = Damai
“Oý Sang Hyang Widhi
anugrahkanlah kedamaian, kedamaian, kedamaian selalu”.
3.
Kramaning Sembah
a.
Sembah Puyung :
@ áatmaa tatvaatmaa Sau/ maa+ svaaha .
Oṁ Ātmā tattvātmā śuddha māṁ svāhā
Analisisnya :
Ātmā = kata benda maskulinum,
dari akar kata an = nafas;
jiwa; hidup
Tattvātmā = (tattva = (netrum) penjelasan tentang kebenaran
status, suatu unsur + atma = (maskulinum) berarti nafas; jiwa) Tattvātmā = kebenaran tentang unsur
jiwa, nafas
Śuddha = kata ajektif yang berarti = bersih, suci, cemerlang
māṁ = nominatif singularis maskulinum akar kata Mad = lindungi hamba
svāhā = feminim, indeclinable yang berarti = Istri dri Dewa
Agni; suatu seruan/ucapan digunakan dalam pembuatan suatu persembahan kepada
Tuhan dan para Dewa
.
Terjemahan :
Oṁ Ātmā, Ātmānya kenyataan ini, bersihkanlah hamba.
b.
Menyembah Sang
Hyang widhi sebagai Sang Hyang Āditya :
@ áaidtyasyaapar+ jyaoita
rkta
taeja namao'stuatea
sveata
pa4ja maaDyaasTa
BaaskVraya
namao'stuatea .
Oṁ ādityasyāparaṁ jyoti
rakta teja namo ‘stute
Śveta paṅkaja madhyāstha
bhāskarāya namo ‘śtute.
Analisisnya :
ādityasyāparaṁ = (adityasya +aparaṁ = akusatif singularis (ajektif)
berarti sebelah barat)
jyoti = netrum , akar kata jyotis
berarti menyalakan, menerangi, terang
rakta = netrum, warna; merah.
teja = netrum, dari akar kata tejas yang berarti panas; api
Namo ‘stute = (namaḥ + stute)
namaḥ = adverbia, yang berarti menghormat kepada
‘stute = feminim, akar kata stuti
= pujian, pujaan
Śveta = ajektif, yang berarti putih
paṅkaja = netrum, yang berarti bunga teratai.
madhyāstha = ajektif, menjadi perantara; netral; tidak memihak;
adil
bhāskarāya = maskulinum. Yang memiliki arti matahari.
Namo ‘stute = (namaḥ + stute)
namaḥ = adverbia, yang berarti menghormat kepada
‘stute = feminim, akar kata stuti = pujian, pujaan
Terjemahan :
Oṁ, sinar Surya yang maha hebat, engkau
bersinar merah,
kami memuja-Mu,
Engkau yang bersthana ditengah-tengah teratai
putih, hormat kepada-Mu pencipta sinar berkiluan.
c.
Menyembah Sang
Hyang Widhi sebagai Ista Dewata :
@ nama devaa áiDaxQnaaya
savaR
vyaaipa vaE iSavaaya
pa?aasana
ékp<aitaxQya
áDaRnareSvayaEER
namao nama: .
Oṁ nama devā adhiṣṭhanāya
Sarva vyāpi vai śivāya
Padmāsana ekapratiṣṭhaya
Ardhanareśvaryai namo namaḥ
Analisisnya :
(nama devā = namaḥ + devā)
Namaḥ = adverbia, yang berarti menghormat kepada
Devā = (verb transitif/intransitif) akar kata div = sinar; kilauan
adhiṣṭhanāya = netrum, datif singularis,akar kata adhiṣṭhanā = tempat
tinggal;kekuatan; kekuasaan; rahmat; berkat.
Sarva = pron.a. semua; segala; seluruh
Vyāpi = berada
Śivāya = ajektif. Datif singularis. Akar kata
Śivā = Dewa Siwa
Padmāsana = maskulinum. Yang berarti brahman.
(ekapratiṣṭhaya : eka + pratiṣṭhaya)
Eka = pron. Satu, tunggal, hanya.
pratiṣṭhaya = netrum, datif singularis. Yang ditetapkan; perbaiki; dihargai.
Ardhanareśvaryai = nama Dewa; dewa ardhanareśvarī
Namo namaḥ = (hk.wisarga sandhi) adverbia,
yang berarti menghormat kepada
Terjemahan :
Oṁ, kepada Dewa yang bersemayam pada tempat yang tinggi,
Kepada śiva yang sesungguhnyalah berada dimana-mana,
Kepada Dewa yang bersemayam pada tempat duduk bunga
teratai sebagai
suatu tempat,
Kepada ardhanareśvarī, hamba menghormat.
d.
Menyembah sang
Hyang widhi sebagai pemberi Anugrah :
@ ánuag<ah manaohrma_
deeeevadttaanaug<ahkV
ácaRZa+
savaRpaUjanama+
nama:
savaRanaug<ahkV
deva devAI
mahaiSai/
yajMaa5 inanaRlaatmakV
laßmaI
iSai/Sca dIGaRyua:
inaivaRGna
suaKa vafi/Sca .
Oṁ anugraha manoharam
Devadattānugrahaka
arcanaṁ sarvāpūjanam
namaḥ sarvānugrahaka
Deva devī mahāsiddhi
Yajñanga nirmalātmaka
lakṣmī siddhiśca dīrghāyuh
nirvighna sukha vṛddhiśca
Analisisnya :
Anugraha = maskulinum. Yang berarti anugrah; karunia; penerimaan.
Manoharam = menarik hati
Devadattānugrahaka = anugrah pemberian dewa
arcanaṁ = kata kerja netrum, akusatif singularis. Yang berarti
pemujaan; penghormatan; penyembahan
(sarvāpūjanam : sarva + pujanam)
sarva = pron.a. semua; segala; seluruh
pūjanam = netrum, akusatif singularis. Akar kata pūjana = pemujaan; pujian.
namaḥ = adverbia, yang berarti menghormat kepada
(sarvānugrahaka : sarva + anugrahaka)
sarva = pron.a. semua; segala; seluruh
anugrahaka = maskulinum. Akar kata anugraha yang berarti anugrah;
karunia; penerimaan
Deva = (verb transitif/intransitif) akar kata div = sinar; kilauan
Devī = feminim, yang berarti Dewi; Bhatari
(mahāsiddhi : mahas + siddhi)
Mahas = maskulinum. Pengorbanan, berkorban
Siddhi = feminim. Yang berarti kesuksesan; keberhasilan;
prestasi; kebenaran
(Yajñanga : Yajña + lióga)
Yajña = maskulinum. Pengorbanan, memuja.
Lióga = netrum. Badan; bagian tubuh
(Nirmalātmaka : nirmala + atmaka)
Nirmala = pribadi suci
Atmaka = akar kata Ātmā : kata benda maskulinum, dari akar kata an = nafas; jiwa; hidup
lakṣmī = feminim. Dewi kekayaan.
Siddhiśca = akar kata Siddhi : feminim. Yang berarti kesuksesan;
keberhasilan; prestasi; kebenaran
dīrghāyuh = ajektif. Panjang; lama (nafas panjang)
nirvighna = nir = tidak, vighna = ada rintangan
sukha = ajektif. Gembira; mudah.
vṛddhiśca = feminim. Meningkat; kemakmuran
Terjemahan :
Oṁ, anugrah yang menarik hati,
Anugrah yang diberikan pada para dewa,
Pujaan semua pujaan,
Hormat pada-Mu pemberi semua anugrah.
Dewa-Dewi yang sangat berhasil
Yang berbadan yajña, berpribadi suci,
Kebahagiaan kesempurnaan panjang umur,
Tiada rintangan gembira dan kemajuan.
(Demikian dianugrahkan-Nya)
e.
Sembah Puyung :
@ dev sUaßma parmaaicantyaaya nama: svaaha .
Oṁ deva sūkṣma paramācintyāya namaá svahā
Analisisnya :
Deva = (verb transitif/intransitif) akar kata div = sinar; kilauan
sūkṣma = ajektif, menit; tajam; tepat.
Paramācintyāya = (parama + acintyaya)
Parama = ajektif, prinsip; yang mulia; terbaik; murni
Acintyaya = ajektif, tak dapat dipahami; tak dapat dikhayalkan;
tak dapat dipikirkan; nama dari Brahman (Tuhan).
Nama svahā = (namaḥ + Svahā)
namaḥ = adverbia, yang berarti menghormat kepada
svāhā = feminim, indeclinable yang berarti = Istri dri Dewa
Agni; suatu seruan/ucapan digunakan dalam pembuatan suatu persembahan kepada
Tuhan dan para Dewa
Terjemahan :
Oṁ, hormat kepada Dewa yang tak terpikirkan yang maha tinggi yang gaib.